Sukses

Optimal Perjuangkan Piala Dunia U-20, Erick Thohir Tumbuhkan Harapan Positif untuk PSSI

Pengamat sepak bola Yusuf Kurniawan menilai Erick Thohir sudah menghapus stigma negatif di pengurus PSSI.

Liputan6.com, Jakarta Pengamat Sepakbola Yusuf Kurniawan atau akrab disapa Yuke menilai, upaya keras yang dilakukan Ketua Umum PSSI Erick Thohir untuk mempertahankan status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia FIFA U-20 sudah maksimal. Meskipun pada akhirnya, FIFA membatalkan status tuan rumah Piala Dunia U-20 dari tangan Indonesia.

Menurut Yuke, upaya Erick itu ternodai akibat ulah sebagian elite politik yang menentang kehadiran Timnas Israel di Indonesia.

"(Upaya Erick Thohir) sudah optimal, tetapi sayang upaya Erick tidak maksimal karena tersandera oleh sikap politis para elite politik kita yang menentang kehadiran tim sepakbola israel," kata Yuke seperti rilis yang diterima media.

Pandangan Yuke sama dengan temuan Survei Nasional yang dilaksanakan Lembaga Survei Indonesia (LSI).Salah satu temuan LSI adalah 80,6% responden percaya bahwa Ketum PSSI Erick Thohir sudah berupaya optimal agar Penyelenggaraan Piala Dunia FIFA U-20 tetap dilaksanakan di Indonesia.

Atas temuan ini, Yuke memandang bahwa itu merupakan fenomena akan harapan baru karena pengurus-pengurus PSSI yang sebelumnya sering terstigma negatif.

"Jadi, istilahnya siapa aja ketumnya yang penting orang baru. Setidaknya bisa memberikan harapan baru lebih baik daripada mempertahankan orang lama yang terbukti memberikan harapan palsu," katanya.

 

2 dari 4 halaman

Penyebab Utama Kegagalan Piala Dunia U-20 di Indonesia

 

Yusuf mengatakan, egosiasi dengan FIFA agar Penyelenggaraan Piala Dunia FIFA U-20 tetap dilaksanakan di Indonesia akan tetap sama. Meski pelaku negoisasi dilakukan orang lain selain Erick Thohir.

"(Hasilnya akan) tetap sama saja," kata Yuke.

Dia menambahkan bahwa penyebab utama Indonesia gagal jadi tuan rumah Piala Dunia U20 adalah karena Indonesia dianggap tidak mampu memegang komitmen dengan kesepakatan persetujuan yang telah dibuat sendiri.

"Kebetulan yang jadi pemicunya Israel, ya suka gak suka, memang anak istimewa FIFA. Mereka jelas memakai standar ganda, tetapi suka gak suka, kita yang harus kompromi dengan hal itu, jika ingin tetap bisa beredar di orbit sepakbola internasional yang jadi propertinya FIFA," kata Yusuf Kurniawan.

3 dari 4 halaman

Erick Thohir Tunjukkan Komitmen untuk Sepak Bola Indonesia

Sebelumnya, mantan ketua umum The Jakmania, Richard Ahmad Supriyanto menilai Ketua Umum PSSI, Erick Thohir menunjukkan komitmennya kepada sepak bola Indonesia usai sukses membuat FIFA tak mengganjar sanksi berat. Indonesia seperti diketahui dikenai sanksi administratif berupa pembatasan bantuan dana FIFA Forward.

FIFA menjatuhkan sanksi relatif ringan dengan hanya membatasi pengucuran dana subsidi tahunan (FIFA Forward). Di sisi lain, mereka berkomitmen membantu sepak bola Indonesia menuju arah yang lebih baik. Hal itulah yang mendapat apresiasi dari kalangan sepakbola.

"Perjuangan Pak Erick harus diapresiasi. Lobi-lobinya ke FIFA membantu Indonesia terhindar dari sanksi yang berat. Situasi di Indonesia kompleks di mata FIFA, sepak bola dibuat gaduh dengan drama politik," kata Richard

"Kalau tidak karena kelihaian pendekatan hati ke hati seorang Ketua Umum PSSI ke Presiden FIFA, habis kita," dia menambahkan.

 

4 dari 4 halaman

Transformasi Sepak Bola Indonesia Harus Serius

 

Oleh karena itu, Richard menambahkan transformasi sepak bola Indonesia harus dijalankan dengan serius. Ini mengingat FIFA akan melakukan pengawasan.

PSSI juga harus melakukan perbaikan di berbagai lini. Tidak hanya mencakup infratruktur atau tata kelola kompetisi domestik tapi juga pembinaan usia dini yang selama ini tak terurus dengan baik.

"Soal dukungan, saya pikir Erick Thohir telah mendapat support dari kalangan pecinta sepakbola seluruh Indonesia. Kami siap mendukung program-program transformasi PSSI yang menjadi agenda ke depan demi perbaikan prestasi dan pengelolaan organisasi sepakbola yang lebih profesional," kata Richard.